uang jajan anak smp

Uang Jajan Anak SMP, Bagaimana Cara Menentukannya?

Uang Jajan Anak SMP – Sebagian orang tua yang anaknya sudah beranjak remaja dan masuk SMP tentu akan bertanya-tanya berapa jumlah uang jajan anak SMP. Mereka pasti semakin dewasa dan mandiri. Oleh sebab itu, pasti ada keinginan untuk memberikan uang jajan kepada anak.

Namun, perlukah memberikan uang jajan sendiri kepada anak SMP? Sebenarnya, pemberian uang jajan kepada anak bukan hanya tuntutan kebutuhan, loh. Whizparent juga dapat memperkenalkan financial literacy kepada mereka. Selain itu, apa lagi manfaatnya ya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: 7 Cara Menghargai Usaha Orang Lain yang Paling Tepat


Berapa Rata-Rata Uang Saku Anak SMP?

Kira-kira berapa, ya, rata-rata jumlah uang jajan yang pantas untuk diberikan kepada anak SMP? Dikutip dari website PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek), perusahaan financial technology peer-to-peer lending untuk pendidikan, rata-rata uang jajan anak SMP berkisar mulai Rp100.000,00-Rp150.000,00 per minggu atau Rp15.000,00-Rp20.000,00 per harinya.

Manffaat Memberi Uang Saku kepada Anak SMP

Perlukah Whizparent memberi uang jajan sendiri kepada anak yang sudah memasuki masa SMP? Jawabannya, perlu, loh! Hal ini sangat disarankan supaya anak dapat belajar untuk mengelola keuangannya sendiri. Untuk penjelasan lebih detail, yuk simak selengkapnya berikut ini!

1. Belajar untuk Mengelola Keuangan

mengelola keuangan

Dengan diberikan uang jajan sendiri oleh orang tua, anak menjadi belajar untuk mengelola keuangan pribadinya. Ia menjadi tahu bagaimana mengalokasikan keuangan untuk jajan, menabung, dan hal lainnya.

Mengelola keuangan sendiri juga dapat membantu anak memahami skala prioritas untuk membeli suatu barang. Dengan begitu, anak akan memutuskan sendiri apakah sebaiknya ia harus membeli barang tersebut atau sebaliknya.

2. Melatih Anak untuk Mandiri dan Bertanggung Jawab

Memiliki uang jajan sendiri juga dapat melatih anak untuk mandiri dan bertanggung jawab, loh. Pasalnya, anak dapat mengotak-atik uangnya sendiri sesuai keperluannya. Bahkan, mereka juga dapat berpikir bagaimana uang jajan tersebut dapat cukup digunakan sesuai dengan kurun waktu tertentu.

Selain itu, anak juga menjadi bisa membeli sesuatu dengan sendirinya. Bukan malah seperti biasa, yaitu orang tua yang membelikannya di suatu toko. Lalu, si anak hanya menerima barang tersebut dari orang tuanya.

Dengan memiliki uang jajan sendiri, anak dapat berinteraksi langsung dengan para pedagang. Oleh sebab itu, anak menjadi punya pengalaman baru dalam proses bertransaksi.

3. Melatih Anak untuk Menabung

melatih anak untuk menabung

Dengan memberikannya uang jajan sendiri, anak dapat membiasakan diri untuk menabung. Mereka dapat mulai menyisihkan uang-uang jajannya sedikit demi sedikit. Beritahukan kepada mereka bahwa uang tersebut dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang memang dibutuhkan. Namun, hal itu juga harus sesuai dengan skala prioritas keuangannya.

4. Mengurangi Risiko untuk Berutang Saat Dewasa

Dengan blajar untuk mengelola uang sendiri, anak menjadi terbiasa untuk berhemat. Mereka akan mulai terbiasa untuk menyisihkan uang. Kemudian, mereka juga akan mengalokasikan uang tersbeut ke dalam beberapa pos, misalnya uang untuk jajan, ditabung, dan uang untuk dana darurat.

Dengan demikian, anak akan menghindari untuk berutang karena pengelolaan keuangannya yang sudah terlatih sejak usia dini.

Lalu, bagaimana cara untuk menentukan uang jajan yang layak diberikan kepada anak SMP? Dikutip dari cermati.com, Andy Nughroho, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, memberikan beberapa cara untuk menentukan nominal uang jajan yang pantas diberikan kepada anak SMP. Yuk, simak!

BACA JUGA: CARA MENENTUKAN UANG JAJAN ANAK SMA


Cara Menentukan Uang Jajan Anak SMP

1. Hitung Kebutuhan Anak

hitung kebutuhan anak

Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda. Coba perhatikan untuk apa saja uang tersebut akan digunakan. Apakah hanya untuk makan, atau ada kebututuhan-kebutuhan lain seperti transportasi umum, membeli peralatan tulis, pulsa atau kuota, dan lain sebagainya.

Bicarakan kebutuhan-kebutuhan tersebut bersama anak karena selain bersama-sama menentukan kebutuhan uang jajan anak, hal ini dapat menjadi kesempatan bagi Anda untuk mengajarkan anak mengenai bagaimana cara mengatur keuangan mereka.

2. Perhatikan Situasi dan Kondisi Anak

Berhubungan dengan menghitung kebutuhan anak, ada baiknya juga untuk memperhatikan situasi dan kondisi anak. Sebagai contoh, karena mereka bersekolah di lokasi yang sedikit sulit dijangkau oleh transportasi umum seperti bis atau angkot dan membutuhkan uang untuk memesan ojek online. Contoh lainnya adalah mungkin kantin di sekolah mereka menjual jajanan yang terhitung cukup mahal.

Cara menentukannya adalah mencari tahu berapa jumlah rata-rata harga makanan pokok yang dijual di sana. Misalnya, jajanan masuk ke dalam kisaran harga Rp20.000 – Rp25.000. Kemudian, bicarakan dengan anak apakah akan tetap membeli makan di kantin, membawa bekal dari rumah atau mungkin bergantian antara jajan dan membawa bekal.

3. Tentukan Frekuensi Pemberian Uang Jajan

tentukan frekuensi pemberian uang jajan

Setelah selesai menghitung kebutuhan bersama anak, buatlah kesepakatan bersama anak mengenai frekuensi pemberian uang jajan mereka. Apakah harian, mingguan, atau bulanan. Tanyakan pendapat anak mengenai hal ini agar mereka merasa dihargai dan semakin percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan kebutuhan mereka.

Siapa tau, mungkin mereka memiliki ide atau alasan yang baik atas pilihan mereka. Di samping itu, hal ini dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk mengatur uang sesuai dengan keputusan waktu yang ditentukan.

4. Memberikan Uang Jajan Melalui Dompet Digital

Di era yang digital ini, kemungkinan besar Anda pun sudah memberikan anak smartphone untuk berkomunikasi dan belajar sehari-harinya. Dengan demikian, tentu baik mereka mau pun Anda sudah cukup familiar dengan dompet digital, salah satunya adalah Whiz.

Nah, Whiz adalah aplikasi keuangan yang diperuntukkan untuk anak muda mempelajari financial planning melalui pengalaman praktik, dengan fitur yang menghubungkan antara anak dan orang tua agar orang tua dapat memantau kondisi keuangan anak serta dapat berpartisipasi dalam perkembangan keuangan anak. Whiz dapat digunakan oleh anak dan orang tua, tidak ada minimum umur untuk membuat akun.

5. Belajar Mengatur Uang Memang Membutuhkan Waktu

belajar mengatur uang memang membutuhkan waktu

Mempelajari segala hal tentu membutuhkan waktu, tidak terkecual mengatur keuangan. Oang dewasa pun terkadang masih kesulitan mengatur keuangan. Jadi, bagi anak-anak mereka pasti membutuhkan waktu untuk mempelajari dan beradaptasi menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran.

Oleh karena itu, orang tua harus kerap membimbing dan sabar ketika anak melakukan kesalahan dalam pengaturan uang mereka. Karena, keterampilan mengatur uang ini akan sangat bermanfaat bagi anak baik saat mereka masih bersekolah hingga kelak nanti mereka sudah bekerja.


Untuk mempermudah pengaturan uang jajan anak Anda, Whiz menawarkan fitur automate allowance yang akan secara otomatis mengirimkan uang jajan anak di tanggal yang sudah ditentukan. Tentunya, fitur ini akan mempermudah Whizparent untuk mengatur pengeluaran dan pencacatan finansial keluarga.

YUK COBA APLIKASI KEUANGAN WHIZ HANYA DI SINI!

Article Update 26 Dec 2022 by Aulia Maulida